Surat Untuk Ibunda, Ibu Indonesia

Ibunda tercinta,

Assalamu Alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Apa kabar Bundaku sayang? Ananda harap ibu dalam keadaan sehat wal afiat dan selalu dalam lindungan yang Maha Penuh Kasih. Sepucuk surat ini tergoreskan untuk bunda…Rasa kangen yang tak tertahankan akan siraman senyum dan belaian kasih sayangmu, terpaksa ananda menuangkan secuil goresan pena, meski rasa kangen belum terobati sepenuhnya.Maafin saya Bunda, tidak ada maksud untuk mengganggu ketenangan Bunda di kampung halaman. Sungguh ananda hanya ingin melepas kangen, meski setiap hari bergelut dengan berbagai kegiatan yang tidak penting.

Bundaku….betapa hebatnya dirimu diciptakan di dunia ini. Engkau mempunyai kekuatan yang luar biasa melebihi ayandaku. Pada saat beban menimpa keluarga, engkau begitu tegar mengatasinya, meski kadang ayahanda telah berputus asa. Selain itu, engkau mampu tersenyum lebar, meski kadang hatimu menjerit . Dan lebih hebatnya dirimu lagi Bun, engkau tetap menorehkan syair-syair lagu disaat meneteskan air mata, bahkan tertawa saat ketakutan menimpamu.

Bundaku yang paling ku sayang…Ketika wajah mungilku menampakkan diri di dunia ini, begitu banyak pengorbanan yang telah engkau berikan bahkan bertarung untuk mempertahankan nyawamu sendiri, tapi engkau tetap optimis untuk hidup dan merawat anakmu.

Ananda pun mengalami masa pertumbuhan yang cepat, saat ananda berumur 1 tahun, maka engkau tetap menyuapi dan memandikan. Sebagai anak yang tidak bisa berbuat apa-apa, ananda hanya terus menangis sepanjang malam. Saat semua orang telah terlelap, engkau tetap sabar menghadapi semua tingkah nakalku. Ini hanya sekelumit untaian pena ananda yang tidak bisa menggoreskan semua gambaran hidup masa kecil ananda. Bahkan jika semua tinta di gabungkan di dunia ini untuk menuliskan semua pengorbanan ibunda tercinta, maka mustahil untuk mengungkapkannya satu persatu.

Bunda yang selalu membuat hatiku nyaman saat berada disampingmu. Engkau tetap teguh dan tegar meski terkadang banyak opini tentang mu. Engkau dicap tak mengerti syariat, tetapi aku tahu engkau memahami dan mengajarkan syariat Islam kepada anak-anakmu. Sehingga kami tumbuh menjadi generasi yang bisa membedakan yang baik dan buruk.

Bundaku terkasih…Ananda harap dengan sikap manja dan tolerirku dari kecil sampai sekarang, ananda selalu meminta untuk tidak merasa bosan untuk tetap mendukung dan mendoakanku.

Bundaku yang selalu tersenyum…Ananda ingin ibunda selalu mendoakanku.Sekali lagi Bun, doamu sangat mujarab sebab doa ibu kepada anaknya lebih makbul daripada ayahanda karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada ayahanda. Ketika ditanya kepada Rasulullah S.A.W akan hal tersebut,jawab baginda: "Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia. Ananda pengen banget ibunda selalu mengucapkan doa ini aja supaya ananda tetap dalam lindungan-Nya : “Ya Allah… Engkaulah yang menggenggam takdir anakku. Aku mohon ya Allah jadikan anak yang ada di hadapanku sebagai anak yang shaleh. Ya Allah…Jadikanlah ia anak yang bisa membahagiakanku kelak dihadapan-Mu. Pertemukan kami kelak di surga-Mu ya Allah… jangan Engkau pisahkan kami ya Allah. Jangan biarkan aku memasuki surga-Mu tanpa anak ini di sampingku”. (Kutipan Surat dari Ibu “Kutitip surat untukmu Nak!”)

Bundaku tercinta…Ananda ingin menjadi anak yang saleh, bukan anak yang salah alias anarkis. Ananda tidak menginginkan bunda mencap dan mengatakan bahwa ananda mengantongi sikap seperti ini :
Saat Syahadatmu hanya sebatas ucapan…
Saat Shalatmu hanya sebatas gerakan…
Saat Puasamu hanya sebatas kewajiban…
Saat Sedekahmu hanya sebatas keharusan…
Saat hartamu hanya sebatas kebanggaan…
Saat Islam-mu hanya sebatas pengakuan…
Saat Iman-mu hanya sebatas ucapan…
Saat Ihsan-mu hanya sebatas pengetahuan…
Saat kematian kau anggap hanya cerita…
Saat neraka kau anggap hanya berita…
Saat adzab kau anggap hanya sebuah kata…
Saat takdir kau anggap tak mungkin…
Saat hidup kembali kau anggap mustahil…
Saat Allah kau anggap nihil…

(Kutipan Surat dari Ibu “Kutitip surat untukmu Nak!”)

Sebelum ananda menutup surat ini, ananda meminta maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekhilafan dan kesombongan baik yang tersurat maupun yang tersirat. Ananda ingin memeluk dan mencium kaki bunda…Ananda selalu mendoakanmu di setiap hembusan nafasku…
I love u mum….!!
Wassalamu Alaikum wr.wb

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Coba-coba Beristri ASN

Anda Anak Petani, Jangan Minder Bersaing Jadi ASN

Menginspirasi dan Menebar Kebaikan ditengah Pandemi Corona