Posts

Showing posts from February 23, 2020

Menulis Butuh Inspirasi dan Kontroversi

Menulis, menulis dan menulislah. Untuk dapat dikenang dan hidup abadi, maka kuncinya dengan menulis. Hos Cokroaminoto pernah berkata, "Bila kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan berbicaralah seperti orator". Aktivitas menulis memerlukan proses yang panjang. Namun jika diasah terus menerus, maka pada akhirnya akan melahirkan bacaan yang bermanfaat bagi orang lain. Terkadang dalam menulis sesuatu membutuhkan inspirasi. Tetapi bisa juga sebuah tulisan lahir dari kontroversi oleh pemangku kepentingan yang terjadi di tengah masyarakat.  Goresan yang muncul dari suatu kontroversi juga menyebabkan pembaca menilainya dengan sensasional. Terlebih jika praktek para pendukung fanatik dimana judul sangat berbeda jauh dengan isi tulisan. Kontroversi sebuah opini menimbulkan pro dan kontra hingga muncul komentar yang menggelitik, saling adu argumen, mencela, memuji dan membully dari netizen. Jika ingin menjadi pemimpin besar di kemudian, ma

Mengapa Polisi Tak Dapat Simpati Netizen ?

Kasus pengroyokan salah satu sopir yang bernama Yus Yunus di Trans Nabire, Kabupaten Dogiyai Papua yang viral belakangan ini menuai kecaman dari netizen Indonesia. Badan Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat, Papua, pun mengutuk keras atas kejadian  yang menewaskan sopir truk. Selain itu, Aliansi Masyarakat Mamuju juga menggelar seruan aksi duka cita kemanusiaan sebagai bentuk simpati kepada korban. Dan netizen 'maha benar' menilai bahwa babi lebih berharga ketimbang nyawa manusia.  Namun, bukan persoalan babi dan nyawa sebenarnya  yang perhatian publik Indonesia terutama netizen tempat kelahiran korban khususnya dan Sulawesi umumnya. Akan tetapi, sorotan dan kritikan pedas di sematkan kepada kepolisian. Bagaimana tidak dalam video yang beredar di media sosial nampak Polisi berseragam dan bersenjata lengkap berada di lokasi kejadian. Pelbagai ciutan dan surat terbuka kepada Kapolri di medsos agar hukum ditegakkan sama rata sama rasa dan tidak pand

Tips dan Trik Jitu Lulus Jadi ASN

Sebagian sarjana di Indonesia mendambakan terangkat jadi PNS atau ASN. Ada yang rela bertahun-tahun jadi honorer atau kontrak demi sebuah pengakuan titel status cpns atau pns di tengah-tengah masyarakat. Bahkan terkadang ada orang tua menolak lamaran anaknya karena belum jadi ASN, padahal sudah memiliki mobil dan juga rumah sendiri. Status PNS sudah mendarah daging di kalangan masyarakat Indonesia. Malah belum dapat dikatakan seorang anak sukses jika belum berstatus ASN. Namun pola tersebut di era milenial mulai berubah terutama di kota besar. Sebab peluang berwirausaha terbuka lebar di era saat ini. Akan tetapi, netizen belum memanfaatkan peluang tersebut sehingga pengusaha asing masih bergerilya di Republik Indonesia. Untuk menembus tes SKD dan SKB butuh persiapan dan perjuangan serta strategi. Segala sesuatu butuh proses dan usaha maksimal. Tidak ada usaha yang menghianati hasil menurut testimoni orang yang telah sukses. Salah satu pendorong seseorang berminat mendaftar jadi p

Demokrasi Indonesia Terasa Nano-Nano

Demokrasi sebagai sistem yang telah disepakati dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia patut diapresiasi. Secara prosedural demokrasi di Indonesia belum optimal. Seperti dalam pemilu yang masih dihiasi berbagi problem klasik berupa kampanye hitam, politik uang dan lain-lain. Kesadaran rakyat untuk berpartisipasi dalam pemilu pun mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan karena esensi berdemokrasi yakni kesejahteraan rakyat belum terjewantahkan. Rakyat Indonesia hanya digiring dan dilirik ketika pemilu dengan janji kampanye. Akan tetapi, para elit ketika terpilih melupakan rakyat dan malah sibuk mensejahterakan diri, kelompok dan golonganya. Sehingga demokrasi telah berubah pola dari rakyat, oleh rakyat dan untuk kalangan elit semata. Pejabat di era milenial pun lebih sering mengumbar isu kontroversi ketimbang mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi rakyat. Rakyat digiring mengikuti kemauan pemerintah sehingga berpotensi otoritarianisme. Rakyat disibukkan ber