Indonesia Santai Hadapi Corona



Ketika negara lain berjibaku mengantisipasi penyebaran virus korona. Dan berbagai upaya yang dilakukan agar negaranya terbebas dari virus mematikan tersebut. Negara Arab Saudi misalnya memberlakukan larangan umrah bagi negara yang terindikasi terjangkit COVID-19. Meski pada saat lalu Indonesia menyatakan diri bebas Corona entah karena mau dikata atau seolah-olah ada yang disembunyikan.

Selain itu, Indonesia terkesan santai saja menanggapi virus yang satu ini. Bahkan ada kesan menutupi kasus-kasus positif dan dipolitisasi. Namun setelah Gubernur Jakarta lebih dulu membuka posko dan satgas pencegahan korona. Maka tiba-tiba presiden Jokowi didampingi Menkes mengumunkan dua warga Depok, Jawa Barat positif mengidap corona.

Dalam konferensi pers, Menteri Kesehatan terkesan santai dan netizan malah menuduh menkes menganggap remeh dan sombong. Ia hanya berpesan untuk tidak kontak langsung dengan penderita dan menjaga imunitas tubuh.

Jika memang Indonesia terbebas dari Korona beberapa waktu lalu dan tiba-tiba sang presiden yang suka blusukan mengumumkan dua warga Depok positif corona. Lantas selama ini apa yang telah dilakukan secara real untuk mengawasi warga negara yang keluar negeri dan wisatawan yang masuk ke dalam negeri? Mengapa tidak ada larangan masuk bagi wisatawan luar negeri terutama dari Tiongkok dan tetangganya? Lalu setelah diumumkan beredar kabar yang entah benar atau hoaks ada 100 rumah sakit yang disiapkan untuk rujukan bagi warga yang terindikasi?

Salah satu RSUD di Sulawesi Selatan yakni RSUD Sinjai telah mengkonfirmasi bahwa RSUD tersebut bukanlah rumah sakit rujukan sesuai informasi yang beredar.

Mengapa Indonesia tidak mengaku kecolongan saja?
Dengan santainya Indonesia menghadapi Korona menyebabkan publik tidak panik? Kita tunggu saja reaksinya. Meski telah menunjuk jubir terkait virus corona, tetapi informasi yang beredar di tengah masyarakat tidak bisa membendung hoaks. Karena negara juga terindikasi penyebar hoaks akibat tidak adanya keterbukaan dan kejujuran serta mengakui kebenaran jumlah penderita korona itu sendiri.

Semoga dengan cuma mengakui dua positif korona pemerintah Indonesia serius mengantisipasi bukan hanya sibuk mengumbar sensasi. Dan berbuat secara nyata bukan mengumbar perkataan yang menambah runyam keperihatinan publik. Kata netizen yang tahu segala hal Indonesia terlalu santai hadapi corona hingga jadinya seperti sekarang ini.

Saking santainya rakyat pun lebih memilih berdiskusi, berkomentar dan beradu di media sosial ketimbang membuka situ berita dan juga televisi. Selain itu, muncul juga ajakan minum jamu dan mengkomsumsi tanaman herbal yang mengandung curcuma ketimbang yang lain.

Selamat datang di negara +62 !!! Penulis pun berharap jatuhnya korban korona di berbagai negara tidak menjatuhkan rezim berkuasa.

Berikut pesan Aa Gym di laman facebooknya :

Innalillahi wa innaa ilaihi rooji'uun.
Jangan panik Sahabatku, mari kita perbanyak tobat, lebih banyak bedoa memohon perlindungan Alloh. Tidak perlu stress, sempurnakan ikhtiar kita menjaga kesehatan, cari sumber informasi yang akurat.

Kembalikan semuanya kepada Alloh. Musibah sebesar apapun akan terasa ringan dengan pertolongan Alloh.

Hasbunallah wani'mal wakil, ni'mal maula wani'man nasir

"Cukuplah Alloh sebagai penolong kami, dan Alloh adalah sebaik-baik pelindung"

Semoga Alloh segera menolong bangsa ini, menunjukkan penanganan virus corona dengan cepat dan menunjukkan kita hikmah-hikmah terbaik.



Comments

Popular posts from this blog

Jangan Coba-coba Beristri ASN

Anda Anak Petani, Jangan Minder Bersaing Jadi ASN

Menginspirasi dan Menebar Kebaikan ditengah Pandemi Corona