Jadi ASN dengan Gaji Pas-pasan atau Pengusaha dengan Modal Utang
Sebagian sarjana di Indonesia mendambakan terangkat jadi PNS atau ASN. Ada yang rela bertahun-tahun jadi honorer atau tenaga kontrak demi sebuah pengakuan titel status cpns atau pns di tengah-tengah masyarakat. Bahkan terkadang ada orang tua menolak lamaran anaknya karena belum jadi ASN, padahal sudah memiliki mobil dan juga rumah sendiri. Status PNS sudah mendarah daging di kalangan masyarakat Indonesia. Malah belum dapat dikatakan seorang anak sukses jika belum berstatus ASN.
Pegawai negeri sipil (PNS) yang kini berubah nama jadi Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan cita-cita sebagian rakyat Indonesia yang berjumlah kurang lebih 270 juta jiwa tersebut. Karena dengan ASN mereka merasa status strata sosialnya meningkat dan mendapat pengakuan lebih di lingkungannya. Akan tetapi, di era milenial saat ini orang kaya lebih dihormati dan didengarkan. Jika tempo dulu pemimpin disanjung dengan kharismatiknya, kini leader dipuja-puji dengan blusukannya dan latar belakang pernah jadi pengusaha.
Setiap orang memiliki kisah dan cerita tersendiri dalam mengikuti serta garis tangannya lulus cpns. Ada tidak pernah honor dan baru sekali ikut tes ditakdirkan langsung tembus jadi cpns. Ada pula yang sudah bertahun-tahun jadi tenaga sukarela di Sekolah ataupun instansi lainnya dan sudah beberapa kali mencoba keberuntungan, namum belum mencapai ambang batas SKD.
Untuk lulus jadi ASN kini gampang-gampang susah karena semakin transparan. Tidak ada lagi sistem pendekatan, duit, KKN dan modus lainnya. Jika anda mampu menaklukkan tes SKD dan SKB dan persyaratan sesuai jurusan dan instansi yang dipilih, maka takdir jadi ASN akan jadi kenyataan.
ASN akan mendapat gaji sesuai pangkat dan golongan yang tertera dalam surat keputusan (SK). Dengan SK inilah ASN nampaknya dimudahkan untuk memperoleh berbagai macam kredit. KPR rumah, motor dan mobil serta pinjaman uang dapat dengan mudah dalam genggaman. Sehingga masyarakat awam akan merasa takjub takkala orang yang baru saja terangkat jadi PNS telah memiliki motor baru, mobil baru dan rumah baru.
Dibalik semua itu, sebenarnya kehidupan ASN itu sangat sederhana dengan gaji pas-pasan dan uang belanja juga habis bulan habis gaji untuk kehidupan sehari-hari apalagi ASN yang tinggal di kota yang serba beli. Hal ini berbeda dengan ASN atau PNS yang tinggal di desa yang memiliki lahan dan juga terkadang bertani, maka gajinya bisa diperuntukkan untuk yang lainnya dan bisa ditabung.
ASN dengan kemudahannya mendapatkan kredit dan tunjangan lainnya mestilah merubah mindsetnya. Yaitu dengan menjadi aparatur teladan sekaligus berusaha lewat investasi dan membuka lapangan usaha bagi mereka yang kurang beruntung dalam kehidupan ini. Sebab banyak yang ingin membuka usaha, tetapi tidak ada modal. Jikalau pun mendapatkan modal usaha dari bank, maka mesti menggadaikan lahan atau bangunan yang beresiko disita takkala bangkrut. Hal tersebut berbeda dengan para ASN yang hanya SK nya saja yang diambil pihak bank dengan langsung memotong gaji tiap bulannya.
Tetapi, apapun profesi anda saat ini tetaplah jalani dan syukuri. Karena setiap pekerjaan memiliki resiko dan tanggung jawab masing-masing. ASN adalah profesi yang dikhususkan melayani masyarakat tanpa paksaan dan harus dengan hati. ASN yang dulunya dijuluki PNS digaji dari pajak rakyat dan sumber pendapatan lain negara, maka pengabdian dan loyalitas mesti diutamakan. PNS tidak semestinya dari rumah ke kantor dengan duduk, diam dan duit, akan tetapi mesti menunjukkan kinerja dan profesionalisme.
ASN telah jelas aturan dalam menyikapi suhu perpolitikan. Bahwa seorang pegawai tidak memihak kepada calon tertentu dalam ajang pemilu sebab harus netral dalam sikap dan maupun tutur katanya. Tetapi, ASN memiliki hak sebagai warga negara untuk menyalurkan pilihannya di bilik suara.
Nah, pilihan ada ditangan anda, mau jadi ASN dengan segala kemudahannya dan gaji pas-pasan atau jadi pengusaha dengan modal utang dan atau jadi PNS sekaligus jadi pengusaha?
Satu hal yang publik sendiri terutama para ASN belum mempraktekkan tapi telah dipahami bahwa sebagian ulama telah mengharamkan riba, tetapi dengan adanya bank syariah seminimal mungkin dihindari praktek ribawi tersebut. Apapun itu, para ASN jangan takut berbagi atau bersedekah karena selain berbagi itu indah juga dapat membersihkan harta, menolak bala dari bencana dan akan ada rasa syukur yang luar ketika niat berbagi mendapat balasan langsung dari Sang Kuasa.
#BiarkanAkuMenulis
#MenulisUntukPerubahan
Comments