Menabur Kebaikan pada Masa Pandemi di Bulan Ramadan
Pada era keterbukaan informasi saat ini dan adanya media sosial bisa diakses oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun, maka semua berkesempatan menabur dan menebar kebaikan. Hal tersebut dengan banyaknya situs, yayasan dan lembaga sosial lainnya membuka ruang bagi yang ingin berdonasi atau bersedekah online melalui internet. Ketika karantina di rumah, untuk berbuat kebaikan tetap bisa dilakukan seperti dalam kehidupan yang normal. Yakni dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan internet untuk menolong sesama.
Bersedekah, berdonasi bahkan berzakat hanya tinggal klik dan transfer melalui dompet digital. Tersedia dan terpampang jelas berapa jumlah yang akan disumbangkan kepada lembaga dipercaya dapat menyalurkannya. Ketika berada di rumah saya melakukannya donasi online dan mungkin juga banyak pihak diluar sana seperti itu. Dapat kita saksikan konser virtual menggalang dana bagi masyarakat yang terkena dampak corona.
Selain menuai pahala ditengah pandemi dan tinggal di rumah, beberapa kebaikan dapat dikerjakan. Salah satu diantaranya dengan mencari nafkah buat keluarga tercinta ketika dirumahkan oleh perusahaan ataupun usaha tidak berjalan lancar. Memanfaatkan paket kartu prakerja yang disediakan pemerintah misalnya bagi yang terdampak Covid-19. Atau menjadi freelancer disebuah media online atau daring lainnya. Seperti yang saya lakukan yakni dengan mengasah bakat menulis dan menjadi freelancer di media online khusus mengulas tulisan wisata dan kuliner yang ada di Sulawesi Selatan. Jangan melihat hasilnya, namun nikmati prosesnya dan yang penting halal.
Sesungguhnya ketika berada dirumah dalam situasi sulit berbagai aktivitas bermanfaat bisa dilakukan seperti bertani hidroponik, budidaya ikan dan mencoba jadi youtuber atau selegram.
Hadirnya bulan ramadan ditengah pandemi covid-19 momentum yang langka untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Masa pandemi di bulan ramadan akan menguji keimanan manusia baik berupa kesabaran maupun mengetuk rasa kepedulian antar sesama. Sebab ujian berupa Corona ini menjadikan sebagian rakyat Indonesia di PHK bahkan terkadang sesuap nasi pun sangat sulit. Dilematis memang ketika himbauan bekerja, belajar dan beribadah dari rumah dihiraukan. Mengingat ketika keluar rumah corona menghantui, akan tetapi tetap berada dirumah dapur tidak mengepul.
Bulan Ramadan merupakan kesempatan dan peluang untuk meninggalkan kekosongan jiwa dan raga dari segala bentuk spekulasi, janji palsu dan intrik lainnya. Karena ramadan dihadirkan Sang Maha Pencipta agar tercipta keharmonisan dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Umat islam di seluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia bergembira menyambut datangnya bulan yang penuh berkah. Bulan yang didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Bulan ramadan mestilah disambut sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Untuk menyonsongnya perlu persiapan yang matang agar ramadan betul-betul membawa berkah dan menjadi insan bertakwa.
Persiapan lahir seperti memperbanyak puasa dan memperkuat ibadah di bulan Sya’ban. Di bulan ini merupakan bulan motivasi sebab banyaknya manusia yang lalai dan amal diangkat kepada Allah swt. Selain itu, perlu juga meningkatkan pemahaman tentang hukum puasa dengan membaca literatur, mendengar ceramah baik dari media sosial, youtube, siaran tv dan lain-lain.
Adapun kesiapan batin yakni, memperhatikan ibadah salat, memperbanyak doa agar diberi umur panjang untuk bertemu bulan ramadan, menjaga perkataan dan perbuatan, berzikir, merutinkan bacaan qur’an, menghindari perbuatan tercela, saling hujat di medsos dan meningkatkan akhlakul karimah.
Ramadan tahun 1441 Hijriah/2020 Masehi sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Shalat berjamaah tarwih ditiadakan dan acara buka puasa alias bukber pun jarang dijumpai sebab untuk menjaga jarak demi memutus mata rantai penyakit corona. Semua dilakukan di rumah bersama anggota keluarga. Akan tetapi bukan berarti ramadan kali ini menjadi penghalang memberi buka puasa. Takjil disiasati dengan membuat nasi kotak lalu membawakannya kepada keluarga, anak yatim piatu, tetangga atau kepada pengguna jalan tanpa kontak fisik seperti yang dilakukan keluarga kami di Kabupaten Bone.
Olehnya itu, sambutlah ramadan dengan penuh suka cita dengan tetap menebar kebaikan kepada orang lain. Semoga pandemi Covid-19 berlalu hingga hari kemenangan itu tiba. Selamat menyambut hari kemenangan dan kembali fitrah serta termasuk orang-orang yang memperoleh gelar takwa.
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Competition "Ceritaku Dari Rumah" yang diselenggarakan oleh Ramadan Virtual Festival dari Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan”
Comments