Pesan Tersirat dan Tersirat Tuk Sang Wong Cilik

Ketika masih menjabat sebagai Wali Kota Solo, rakyat menaruh harapan besar kepada Jokowi, sosok yang apa adanya. Pemimpin yang ‘sederhana dalam keseserhanaan’ dan dianggap merakyat. Pemimpin yang suka blusukan untuk mengamati dan merasakan langsung penderitaan rakyat. Akan tetapi, kala belum tuntas permaslahan di Solo, Jokowi kemudian memutuskan maju dalam perebutan orang nomor satu di Jakarta dan ternyata terpilih. Kita pun mulai bertanya-tanya dalam hati, apakah gerangan dibalik keluguan dan kesederhaan bapak Jokowi? 

Pertanyaan ini kemudian terjawab bahwa lagi-lagi rakyat ibu kota kecewa dengan janji kampanye untuk menuntaskan permasalahan ibu kota republik ini. Seperti banjir, macet, kemiskinan, dan lain-lain. Jokowi ternyata melambung kiri dengan memutuskan bertarung dalam pemilihan presiden 2014 bersaing dengan Prabowo Subianto.

Pertarungan kedua calon memperebutkan kursi nomor satu di negeri ini sangat ketat dengan berbagai intrik yang spektakuler. Janji kampanye pun dihembuskan ke publik agar bisa meyakinkan siapa kandidat yang terbaik. Kita masih ingat sebagian janji Jokowi seperti revolusi mental, pesawat ulang-alik, waduk untuk mengairi persawahan, pemberdayaan produk lokal, mendukung kemerdekaan rakyat Palestina dan masih banyak yang lainnya.

Akhirnya setelah melewati fenomena baru yang muncul di perpolitikan bangsa ini, Ir.Joko Widodo terpilih sebagai presiden ketujuh bangsa Indonesia. Tugas berat tentu menghadang sang presiden untuk menyatukan dan merangkul lawan apalagi kawan. Setelah beberapa tahun Jokowi memimpin Indonesia muncullah masalah dan kecewa. Pengangkatan menteri yang tidak professional di bidangnya. Menteri yang diangkat pun kadangkala membuat sensasi nyata dan menuai kritik dari masyarakat. Mengaji dengan lantunan gamelan, wacana penghapusan kolom agama di KTP, peniadaan membaca Doa islami di sekolah, berpolemik dengan pencatutan nama dan problem yang lainnya. Penanganan lamban terhadap kasus Tolikara di Papua dan penanganan ekstra cepat pembakaran gereja di Aceh, anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar, indikasi 'kriminalisasi' ulama, kenaikan diam-diam harga bahan bakar minyak, pemberian sertifikat tanah yang menuai kontroversi.

Salah satu juga hal nyeleneh yang dilakukan presiden yaitu seringnya berkata saya tidak tahu ketika ada masalah dan berkas apa yang telah ditandatangi. Padahal sebagai kepala negara mestinya semua urusan negara dalam kendali dan sepengatahuannya. Dan anehnya lagi jika dikritik maunya berdasar data padahal waktu sebelum menjabat ingin sekali di 'demo' dan 'dikritik'.

Wahai sang presiden yang akan blusukan dengan ‘helikopter’ mewah, apa yang saya tuliskan hanya sebagian yang terhembus ke publik bahwa ada yang tidak beres dengan kepemimpinanmu. Dan selaku generasi muda menginginkan perubahan yang nyata bukan sekedar janji manis semata. Olehnya itu, kembalilah kepada jalan yang benar dalam mengurusi negara dengan seksama tanpa ada intimidasi dari pihak manapun. Bekerjalah untuk kesejahteraan rakyat bukan untuk pribadi, golongan ataupun pihak asing. Pendiri bangsa ini telah mengorbankan harta, raga dan jiwa demi sebuah kemerdekaan agar bebas dari penjajahan segala lini kehidupan. Kini harapan itu masih ada jika presiden Jokowi beserta jajarannya terlebih dahulu merevolusi mentalnya sendiri.  Jangan galau mengurus negara ini karena kita adalah bangsa yang besar. Olehnya itu, bangsa ini harus segera berdikari, berdiri di kaki sendiri.

Wahai presiden wong cilik
Dengarlah goresan pena ini,
Tulisan yang lahir dari relung hati.
Kicauan atas keprihatinan dan nasib rakyat
Kepemimpinanmu dalam tanda tanya besar
Ada apa gerangan hingga kondisi bangsa di ujung tanduk?
Urusan negara adalah tanggung jawabmu
Hilangkan intimidasi kebijakan dari mana pun
Kami generasi muda mendukungmu jika engkau tidak galau mengurus negara.
Don’t say itu bukan urusanku
Ingat pak presiden, setiap kita adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya kelak
So, Uruslah negara ini dengan baik dan jangan lupa kalau mau tanda tangan harus diketahui apa yang ditandatangani.
Wahai, sang presiden cilik, jangan galau mengurus negara
Rakyat tidak butuh blusukan, tetapi Kesejahteraan dan Kebijakan yang berpihak kepada mereka.
Revolusi mentalmu lebih dulu, maka rakyat pun akan ramai-ramai merevolusi mentalnya
Hidupkan kembali sifat kenegarawan dan kepahlawananmu!

Semoga bapak presiden mendapat petunjuk agar bisa menuntaskan permasalahan bangsa dan membawa perubahan yang lebih baik serta mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat bagi seluruh rakyat Indonesia.

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Coba-coba Beristri ASN

Anda Anak Petani, Jangan Minder Bersaing Jadi ASN

Menginspirasi dan Menebar Kebaikan ditengah Pandemi Corona